MENJADI PEMULIH

Matius 2 : 13 – 23
Peristiwa pengungsian keluarga Yusuf ke Mesir adalah akibat situasi politik di negerinya. Herodes melakukan pembunuhan terhadap bayi-bayi karena ambisi berkuasa. Ambisi itu mematikan hati nurani. Matinya hati nurani menjadikannya menghalalkan segala cara termasuk melakukan tindakan kejam dengan cara membunuh anak-anak yang tidak berdaya.
Sikap Herodes berkebalikan dengan Yusuf dan Maria dan juga keluarga-keluarga lain dalam memilih jalan kehidupan. Perjumpaan dengan malaikat Tuhan dalam mimpi membuat Yusuf melakukan perintah Tuhan dengan membawa-Nya menyingkir ke Mesir. Pengungsian ke Mesir bukanlah hal yang menyenangkan. Berbagai resiko dihadapi dalam perjalanan itu. Namun jalan itu harus dipilih sebab jalan itu adalah satu-satunya jalan untuk memulihkan kehidupan yang ada dibawah bayang-bayang ancaman. Tindakan Yusuf dan Maria menjadi sumber inspirasi bagi kita untuk tidak berdiam diri manakala kehidupan kita maupun sesama berada dibawah bayang-bayang ancaman. Hidup harus diperjuangkan. Keadaan buruk harus dipulihkan. Bahwa dalam rangka mewujudkan pemulihan ada berbagai resiko. Itulah kenyataan yang harus dihadapi. Bagaimana upaya Yusuf dan Maria menjadi pemulih meski harus menghadapi berbagai ancaman dan resiko yang tinggi? Injil Matius 2: 13-23 menuturkan tentang keluarga Yusuf dan Maria yang senantiasa mendengar suara Tuhan sebagai tuntunan dan pedoman hidup. Dengan demikian, mereka senantiasa dipulihkan dan dapat menjadi pemulih.
Pada minggu pertama setelah natal ini kita akan menggumulkan berita firman Tuhan yang meneguhkan panggilan kita menjadi pemulih kehidupan
Recommended Posts

Bertumbuh dalam Kebiasaan Positif
October 01, 2023

Berpegang pada Firman dalam Berbagai Tantangan
September 24, 2023

Firman Tuhan dan Tantangan Moral
September 17, 2023