Keluarga yang Meneladan Kristus

Keluarga yang Meneladan Kristus
Filipi 2 : 1 – 13
Tidak ada keluarga yang bebas dari perbedaan dan pertikaian. Justru pertikaian menunjukkan keragaman yang harusnya saling melengkapi. Namun demikian banyak keluarga-keluarga yang terjebak dalam pertikaian yang henti-henti sehingga yang terjadi kemudian bukanlah saling membangun tetapi justeru saling melukai. Kebanyakan luka yang terjadi pada pribadi justeru berasal dari orang yang sangat dekat yaitu anggota keluarga inti. Mengapa demikian? Karena sesama anggota keluarga biasanya menaruh ekspektasi yang tinggi sehingga bila ekspektasi itu tak tercapai maka menimbulkan kekecewaan yang besar.
Hal tersebut menjadi perhatian serius oleh Rasul Paulus. Ia melihat bahwa di dalam persekutuan yang erat justeru terdapat potensi konflik yang sangat besar oleh sebab itulah ia menulis surat kepada jemaat agar mereka hidup dan bertingkah laku seperti Kristus yang melupakan kedirian-Nya dan mengutamakan jemaat. Dengan semangat saling melayani, maka akan tercipta kerinduan untuk saling mengasihi dan mengampuni. Dengan kondisi jemaat yang hidup dalam kesatuan maka akan tersiarlah identitas pengikut Kristus yaitu orang-orang yang hidup dalam kasih dan harmoni.
Marilah kita kembangkan sikap saling mengasihi, mengutamakan kesatuan dan bersedia melayani agar melalui keluarga kita identitas pengikut Kristus dapat terlihat dan diwartakan. Jika ada yang kecewa kita belajar untuk menerima, ketika ada yang terluka terdapat keinginan untuk mengampuni dan melupakan sehingga sebagai keluarga kita senantiasa dikaruniai kebahagiaan dan damai sejahtera. Selamat hidup dalam keluarga yang saling mengasihi, mengampuni dan saling menerima satu sama lain.
Recommended Posts

Doa Menjadi Dasar Komunikasi yang Harmonis
October 22, 2023

Mengalami Damai Sejahtera Allah dalam Batin yang Terluka
October 15, 2023

Membiasakan Hidup Adil dan Benar
October 08, 2023