Doa Menjadi Dasar Komunikasi yang Harmonis

Doa Menjadi Dasar Komunikasi yang Harmonis
1 Tesalonika 1 : 1 – 10
Doa dalam bahasa Alkitab diambil dari kata ibrani Tefilah yang kemudian digunakan untuk menyebut seperangkat peralatan doa Yahudi (Tefilin) berupa tali yang diikatkan di kepala dan pergelangan tangan ketika seseorang menyampaikan permohonan kepada Tuhan (Ulangan 6). Doa kemudian diartikan sebagai permohonan atau komunikasi manusia dengan Allah. Doa kemudian juga tidak dapat dilepaskan dari kegiatan peribadahan yaitu upaya manusia melakukan penyembahan kepada Allah melalui laku hidup. Maka tak dapat dipungkiri doa merupakan komponen yang sangat vital dalam kehidupan rohani seseorang karena melalui doa orang menjalin hubungan dengan Allah sebagai yang transenden untuk mendapatkan kekuatan menjalani kehidupan di dunia di mana ia menjalin hubungan dengan manusia lain.
Bagi Rasul Paulus doa bukan hanya dilihat secara personal sebagai upaya membangun kerohanian seseorang tetapi sebagai wujud support atau dukungan diantara orang percaya. Ketika orang percaya tahu bahwa sesamanya mendoakan dirinya maka akan hadir kekuatan selain dari Allah yang mengabulkan doa tetapi juga dari dukungan orang-orang seiman yang peduli dan saling menopang. Dalam berbagai suratnya Paulus selalu menyampaikan kepada jemaat bahwa mereka senantiasa ada dalam doanya dan demikian pula Paulus meminta kepada jemaat untuk tidak pernah jemu mendoakan dirinya dan orang-orang kudus. Jadi sebenarnya Paulus hendak mengajar jemaat bahwa doa merupakan komunikasi segitiga di mana selain kita meminta kepada Allah kita juga memintakan berkat untuk sesama dan juga kenyataan doa membuat orang lain merasa dibutuhkan, diperhatikan dan didukung.
Demikian pula dalam kehidupan berkeluarga. Doa menjadi komponen penting dalam pola komunikasi keluarga. Doa merupakan pemersatu keluarga yang mengajarkan kepada setiap anggota keluarga bahwa mereka tidak dapat hidup tanpa Allah oleh sebab itulah mereka senantiasa datang kepada Allah sebagai keluarga. Sebagai pribadi mereka juga diajar untuk datang kepada Allah sebagai bentuk kebergantungan dan permohonan pemeliharaan sehingga kehidupan mereka sebagai pribadi juga berada dalam kendali Allah. Dalam rangka membangun support system, keluarga juga saling me doakan satu sama lain, ini menunjukkan bahwa setiap anggota keluarga memiliki awareness satu sama.lain. Mereka tahu pergumulan satu sama lain dan mereka menyatakan dukungan satu sama lain salah satunya melalui doa. Doa menunjukkan kepada anggota keluarga bahwa mereka tidak sendirian, ada anggota leluarga lain yang menopang mereka dalam doa dan kehadiran.
Sebagai keluarga dalam.persekutuan gereja, doa juga menduduki posisi sentral. Selain fungsinya dalam peribadahan, doa juga menunjukkan dukungan besar persekutuan kepada saudara yang sedang mengalami pergumulan atau sakit penyakit, dalam hal inilah komunikasi spiritual terjalin dalam kehidupan umat. Konunikasi spiritual ini kemudian menjadi dasar hubungan-hubungan dalam jemaat.
Marilah kita saling mendoakan mulai dari diri kita, keluarga kita, jemaat kita kenudian kepada bangsa kita sebagai bentuk persaudaraan besar yang mengalami pergumulan dan perjuangan bersama untuk kehidupan bangsa yang lebih baik.
Recommended Posts

Keluarga yang Meneladan Kristus
October 29, 2023

Mengalami Damai Sejahtera Allah dalam Batin yang Terluka
October 15, 2023

Membiasakan Hidup Adil dan Benar
October 08, 2023