Membiasakan Hidup Adil dan Benar

Membiasakan Hidup Adil dan Benar
Yehezkiel 45 : 9 – 17
Setiap kita yang pernah hidup di tahun 80-an pasti mengenal apa yang disebut timbangan ayam. Timbangan itu merupakan alat takar yang biasa dipakai di pasar dengan menggunakan pemberat besi sedangkan penunjuk keseimbangannya berbentuk seperti kepala ayam yang berhadapan. Khususnya ibu-ibu yang sering berbelanja pasti pernah mempertanyakan “timbangannya benar nggak itu?”. Sebab sudah menjadi rahasia umum ada saja pedagang yang tidak bertanggung jawab berupaya untuk mencurangi pembeli dengan berbagai macam cara mulai dari menambahkan pemberat pada wadah pengukur maupun mengganti barang yang ditimbang dengan barang lain yang sudah dipersiapkan sebelumnya tentu dengan takaran yang lebih sedikit.
Nampaknya kebiasaan ini juga terjadi dikalangan bangsa Israel, dan karena maraknya kekerasan dan kecurangan maka nabi Yehezkiel diminta Tuhan menyampaikan teguran keras kepada bangsa itu. Hidup adil dan benar merupakan ciri umat Tuhan sedangkan keadilan sendiri adalah sifat Allah yang harusnya ada dalam diri setiap orang yang disebut sebagai umat-Nya. Allah memandang serius hal ini sehingga penghukuman kepada Israel diberitakan jika mereka tetap mengeraskan hati dan tetap dalam laku bengkok.
Dalam kehidupan kita di masa kini, tipu menipu, kecurangan dan tidak adilan masih merajalela, setiap hari kita menemukan korbannya. Mungkin suatu saat orang yang kita kenal atau bahkan kita sendiri yang mengalaminya. Lalu apa yang harus kita lakukan? Waspada? Tentu! Agar kita tidak terkena jeratnya namun yang terpenting menurut kitab Yehezkiel ini, kita sebagai umat Allah harus memiliki sifat benar, adil dan jujur, mengapa demikian? Dengan memiliki dan mengembangkan sikap benar, adil dan jujur maka kita tidak hanya sekedar menghindari perbuatan tidak terpuji atau menjadi korbannya tetapi ikut mengembangkan sikap tersebut di tengah masyarakat.
Sikap-sikap yang nampaknya sederhana itu mulai dari keluarga, bagaimana kita menanamkan pentingnya kejujuran dan sikap benar serta adil kepada anak-anak sejak dini. Keteladanan sikap orangtua akan membantu anak memposisikan diri mereka dan menyuarakan sikap itu di tengah lingkungan di mana mereka berada. Misalnya soal tanggung jawab uang yang dipercayakan kepada mereka, sikap kasih dan kepedulian kepada orang miskin dan menderita serta sikap jujur, berani mengakui kesalahan dan minta maaf, adalah hal sederhana yang biasanya kita lupakan. Sebagai orangtua kita sering membohongi anak, atau malah mengajak mereka berbohong untuk sesuatu, atau menunjukkan sikap yang tidak benar atau jujur ketika bersama dengan mereka. Hal-hal yang nampaknya sederhana itulah yang membentuk karakter bangsa ini di masa depan. Oleh sebab itu mulailah dari sekarang, dari keluarga dan diri kita sendiri.
Recommended Posts

Keluarga yang Meneladan Kristus
October 29, 2023

Doa Menjadi Dasar Komunikasi yang Harmonis
October 22, 2023

Mengalami Damai Sejahtera Allah dalam Batin yang Terluka
October 15, 2023