HIDUP DALAM KESALEHAN

HIDUP DALAM KESALEHAN

Yesaya 58 : 9 – 14

Bangsa Israel pada masa-masa akhir hidup Yesaya sebenarnya adalah bangsa yang rajin dan taat beribadah kepada Allah. Mereka juga berpuasa dan merayakan hari Sabat. Tetapi Allah tidak mau mendengarkan doa-doa mereka dan ibadah mereka juga tidak berkenan di hadapan-Nya. Mengapa demikian? Ternyata hal itu disebabkan karena bangsa Israel hanya taat beribadah tetapi di sisi lain dalam praktek kehidupannya, mereka bertindak tidak adil, menindas, dan tidak peduli kepada orang lain, terutama mereka yang lemah.

Mungkin kita sudah beberapa kali membaca kisah tentang bangsa Israel di masa hidup Yesaya ini. Kita membacanya sebagai suatu cerita di Alkitab, tetapi seringkali tidak menyadari bahwa kondisi tersebut bisa juga terjadi dalam hidup kerohanian kita. Atau jangan-jangan malah sudah terjadi dalam kehidupan kita saat ini! Kita rajin beribadah setiap minggu, berdoa dan membaca Firman Tuhan setiap hari, tetapi pada saat yang sama menutup mata dan telinga kita pada orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan perhatian dan bantuan kita. Perhatian dan bantuan itu tidak harus dalam bentuk uang atau benda, tetapi juga bisa dalam bentuk perhatian, empati, doa, atau kepedulian yang tulus dan tidak dibuat-buat. Bahkan seringkali, yang lebih dibutuhkan orang bukanlah benda-benda jasmani, melainkan telinga yang mau mendengar dan hati yang mau memahami.

Renungan minggu ini mengajak kita semua untuk tidak hanya taat beribadah kepada Allah, namun juga menjaga kesalehan hidup di hadapanNya dengan cara peduli kepada mereka yang lemah dan membutuhkan. Mari kita setia melakukan kedua hal tersebut karena itulah yang memang seharusnya kita lakukan sebagai pengikutNya.

Tuhan memberkati.

Share

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x