DENGARKAN PANGGILAN TUHAN

DENGARKAN PANGGILAN TUHAN

1 Samuel 3 : 1 – 21

Sangat menarik ketika menyadari bahwa indra pendengar adalah indra yang pertama kali terbentuk dalam diri manusia ketika masih berusia 4-5 minggu di rahim. Kemudian pada usia janin 18-20 minggu sistem pendengaran janin benar-benar utuh. Di usia ini, janin sudah mulai mendengar suara dari dalam rahim.

Sehingga tidak keliru kalau kata mendengar dalam Alkitab bisa kita temukan dalam 581 ayat. Rupanya kata mendengar adalah hal penting untuk diperhatikan oleh manusia sebagai ciptaan Allah. Ketika Allah menempatkan alat pendengar sebagai pembentukan yang pertama dalam rahim menunjukkan bahwa alat pendengar ini memiliki fungsi dan pengaruh yang luar biasa dalam kehidupan manusia. Melalui alat pendengar yang telah tercipta, Allah menginginkan manusia untuk mengikuti, mengindahkan dan menurut kepada-Nya.

Kalau kita memperhatikan kisah dalam I Samuel 3:1-21, puncak kemarahan Allah terjadi pada diri Eli yang tidak mendengar firman Allah tentang keluarganya. Terutama tentang perilaku anak-anak Eli yang telah menghujat Allah tetapi Eli tidak memarahi untuk menyadarkan dan mengubah perangai anak-anaknya (I Samuel 3:13). Sehingga Allah memanggil Samuel yang masih muda dalam tidur lelapnya. Bagi Samuel, suara Allah masih asing. 3 kali panggilan Tuhan tidak dipahaminya. Memang seperti yang dikatakan dalam ayat 7 bahwa Samuel memang belum mengenal Tuhan sehingga wajar kalau Samuel muda tidak memahami. Tetapi setelah percakapan kecil dengan Eli, Samuel mendengar apa yang disarankan Eli kepadanya. Untuk keempat kalinya Tuhan memanggil Samuel, maka Samuel segera menjawab:”Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.”

Ada banyak faktor yang membuat umat Tuhan kesulitan untuk mendengar panggilan atau suara Tuhan. Bisa jadi seperti Eli yang takut kehilangan anak-anaknya ketika ia mendengar saran Tuhan untuk bersikap tegas pada anak-anaknya. Atau bisa jadi karena adanya luka batin yang membuat seseorang mengeraskan hatinya untuk bisa mendengar suara Tuhan yang menyapanya.

Hari ini kita belajar dari Samuel untuk bisa mendengarkan suara Tuhan, yaitu dengan mengenal Tuhan lebih dekat lagi melalui ajaran-Nya dan merendahkan hati kita untuk dapat mempertajam pendengaran kita. Mari mendengarkan dengan hati. Cepat tanggap dengan suara Tuhan untuk melaksanakan perintah-Nya. Amin

Share

1.5 2 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x