TUHAN MENGENAL DAN MENYERTAI UMAT-NYA
Mazmur 139
Beberapa tahun yang lalu, saya pernah menonton sebuah film dimana ada suatu adegan seorang anak kecil sedang berlari ketakutan karena dikejar seekor anjing yang sangat galak, anak itu berlari kencang sekali melewati gang-gang sempit perumahan penduduk lalu tiba-tiba dia melihat di depannya ada pagar rumah tinggi yang menghalanginya. Terlalu tinggi untuk bisa melompati pagar itu. Jalan buntu. Si anak tidak mungkin berbalik arah karena sang anjing sudah semakin dekat siap menerkamnya. Di tengah ketakutan yang semakin memuncak, si anak berlari semakin kencang dan lalu tiba-tiba dia meloncat sekuat tenaganya dan secara ajaib berhasil melompati pagar rumah itu. Padahal pagar itu sebenarnya tinggi sekali untuk ukuran tubuh si anak dan rasanya mustahil dia berhasil melompatinya. Selamatlah si anak dari kejaran sang anjing.
Kadang kita menjadi seperti anak itu. Kadang kita tidak sepenuhnya mampu memahami segala hal tentang diri kita sendiri. Potensi yang sebenarnya kita miliki, atau keinginan, pikiran, hasrat, atau kelemahan kita kadang tidak kita sadari. Tetapi ada yang Mahatahu tentang kita. Ya, Tuhan mengenal diri kita seutuhnya, lebih dari kita memahami diri kita sendiri. Dia mengetahui tidak hanya tentang diri kita apa adanya, tetapi Dia juga mengetahui apa yang kita pikirkan, katakan, dan perbuat di setiap saat, bahkan sebelum kita melakukannya. Di dalam teologi, kita mengenal tiga sifat Tuhan: Mahahadir (omnipresence), Mahakuasa (omnipotence), dan Mahatahu (omniscience). Menyadari bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang Mahahadir, Mahakuasa, dan Mahatahu seharusnya membuat kita merasa tenang dan bersyukur karena Dia akan menjaga dan menyertai kita dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana janji-Nya kepada umat-Nya. Dalam segala keberadaan kita, Tuhan selalu menyertai.
Mazmur 139 adalah suatu pengakuan iman akan Tuhan yang Mahatahu. Pemazmur mengakui kemahakuasaan Allah dalam pengetahuan-Nya akan segala jalan pikiran, perkataan, perbuatan yang dilakukan manusia (ay.1-6), kelemahan manusia yang tidak bisa menjauh dari pandangan Allah yang mengawasi semesta (ay.7-12), serta kemahakuasaan Allah sebagai seniman agung yang membentuk manusia dan telah mengetahui keberadaan manusia sejak dalam kandungan sebagai bentuk pemeliharaan Allah terhadap semua manusia termasuk pemazmur sendiri (ay.13-16).
Bersama dengan pemazmur, mari kita selalu mensyukuri penyertaan Tuhan yang Mahatahu itu dan kemudian meresponinya dengan menjaga kekudusan pikiran, perkataan, dan perilaku hidup kita setiap saat. Tuhan memberkati. Amin.
Recommended Posts
Janji Allah Menguatkan Hidupmu
March 13, 2022
HIDUP HARUS BERLANJUT
March 06, 2022
YUNUS : DOA YANG JUJUR
February 27, 2022