TUHAN BERINISIATIF MENYERTAI UMAT-NYA
Markus 1 : 4 – 11
Yohanes Pembaptis adalah seorang tokoh Alkitab yang unik. Kelahirannya saja sudah merupakan hal yang luar biasa mengingat ibunya Elizabet adalah seorang yang sudah lanjut usia dan mandul, sementara ayahnya Zakharia adalah seorang imam yang juga sudah lanjut usianya. Elizabet sendiri adalah sanak saudara Maria ibu Yesus, sehingga dapat dikatakan bahwa Yohanes adalah sepupu Yesus. Tugas Yohanes adalah menyiapkan jalan bagi Tuhan dan membaptis orang berdosa sebagai tanda pertobatan setelah mereka mengakui dosa-dosanya. Itulah sebabnya dia dikenal sebagai Yohanes Pembaptis. Dalam Alkitab dikisahkan bahwa Yohanes Pembaptis adalah seorang yang menjalani hidup dengan sederhana. Bajunya dari bulu unta, dan dia makan belalang dan madu. Namun dalam segala keunikannya itu, ia justru dipilih untuk menjadi pembuka jalan bagi Yesus dengan cara membaptis-Nya.
Pembaptisan Yesus oleh Yohanes adalah salah satu peristiwa terpenting dalam perjalanan karya Yesus di dunia. Peristiwa pembaptisan ini menjadi awal perkenalan Yesus dengan umat Tuhan, yang kemudian diikuti dengan berbagai pengajaran, mujizat, hingga pada karya terbesar-Nya yaitu pengorbanan diri-Nya di atas kayu salib untuk menyelamatkan umat manusia. Injil Markus dimulai dengan kalimat “Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah” (Markus 1:1) untuk mengawali peristiwa pembaptisan Yesus ini.
Pertanyaan yang mungkin timbul di benak banyak orang, termasuk umat Tuhan sendiri, adalah: “Mengapa Yesus yang adalah Tuhan dibaptis oleh seorang manusia?” Jika dihubungkan dengan tugas Yohanes yang membaptis orang sebagai tanda pertobatan atas dosa-dosanya, apakah itu berarti bahwa Yesus juga berdosa dan perlu bertobat? Tentu saja tidak begitu. Yesus memberi diri-Nya untuk dibaptis oleh Yohanes sebagai bentuk solidaritas Yesus kepada manusia. Dengan memberi diri-Nya dibaptis, Yesus juga telah menunjukkan inisiatif untuk melayani dan menyertai umat-Nya. Inisiatif untuk menyelamatkan umat yang dikasihi-Nya.
Jika Yesus, yang tidak berdosa itu, mau merendahkan diri dan mengambil inisiatif untuk menyelamatkan umat-Nya, maka kita -Saudara dan saya- harus menyambut-Nya dengan sepenuh hati. Mari kita mengingat dan memahami peristiwa pembaptisan Yesus ini dengan penuh kesungguhan, dan kemudian meresponnya dengan bertobat dan selalu menjaga kekudusan hidup kita sehari-hari. Amin.
Recommended Posts
Janji Allah Menguatkan Hidupmu
March 13, 2022
HIDUP HARUS BERLANJUT
March 06, 2022
YUNUS : DOA YANG JUJUR
February 27, 2022