TENANG DALAM PENYERTAAN TUHAN

TENANG DALAM PENYERTAAN TUHAN

Mazmur 62

Pernahkah Saudara mengalami masalah dalam kehidupan Saudara yang rasanya sangat sulit untuk diatasi? Semua jalan kelihatannya buntu. Apapun yang dilakukan tetap tidak mampu menjawab persoalan yang ada. Mungkin kita semua sama-sama pernah menghadapi situasi seperti itu. Namun yang berbeda adalah “respon” ketika mengalami situasi sulit itu. Ada yang mampu tetap tenang dan berkepala dingin, tapi tidak sedikit juga yang langsung terbawa emosi, entah marah, takut, sedih atau kecewa.

Tentu yang kita inginkan ketika menghadapi masalah atau situasi sulit adalah tetap tenang. Karena dengan tenang maka kita akan dapat melihat jalan keluar dari persoalan dengan lebih baik lalu mengambil keputusan yang tepat. Tetapi mungkin ada di antara kita yang bertanya “bagaimana mungkin saya bisa tenang? sejak dari lahir saya memang emosional orangnya”. Tenyata, sifat tenang tidaklah harus selalu menjadi bawaan sejak kita lahir. Tenang juga bisa dipelajari dan diteladani dari orang lain. Dan salah satu tokoh Alkitab yang dapat kita teladani adalah Daud.

Mazmur 62 ditulis oleh Daud pada saat dia sedang berhadapan dengan Absalom, anaknya sendiri, yang ingin merebut tahta Daud. Bayangkanlah perasaan Daud ketika menulis mazmur ini. Mungkin dia marah dan juga takut, tapi bisa jadi sedih dan kecewa adalah yang paling dirasakannya karena Daud sebenarnya sangat mengasihi Absalom, walaupun Absalom berkhianat dan memberontak kepadanya. Saat sedang sedih dan kecewa itu, Daud menulis Mazmur 62 yang sangat indah. Dalam mazmur ini, Daud mengakui bahwa hanya dengan dekat Allah saja maka hatinya tenang. Allah ialah gunung batu kekuatan dan kota benteng perlindungan bagi Daud.

Menghadapi pemberontakan anaknya serta sebagian besar rakyat Israel ketika itu, Daud tetap tenang dan mampu menguasai keadaan sehingga dapat mengambil keputusan dengan bijak dan akhirnya mampu menyelamatkan kerajaannya. Daud mampu bersikap tenang karena dia selalu mengingat dan mempercayakan kehidupannya hanya kepada Tuhan. Daud selalu ingat dan datang kepada Tuhan karena dia mengenal Tuhan dengan baik dan memiliki hubungan yang akrab dengan Tuhan.

Belajar dari keteladanan Daud, maka jika kita ingin menjadi pribadi yang tenang serta memiliki pikiran dan sikap yang juga tenang maka kita harus dekat dengan Tuhan, yaitu dengan cara membangun hubungan dan komunikasi yang akrab dengan-Nya. Apakah kita sudah memiliki hubungan yang akrab dengan Tuhan? Amin.

Share

Recommended Posts

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x