PEMIMPIN YANG RELA MEMBERIKAN NYAWA-NYA

PEMIMPIN YANG RELA MEMBERIKAN NYAWA-NYA

Yohanes 10 : 11 – 18

Yesus mengatakan kepada orang-orang Yahudi bahwa Dia adalah “Gembala yang Baik” yang akan memberikan nyawa-Nya bagi kita, domba-domba-Nya (Yoh 10:11). Kemudian, pada malam sebelum sengsara-Nya, Ia mengatakan kepada para murid-Nya” Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya”(Yoh 15:13). Dengan sempurna Yesus menunjukkan kasih-Nya itu pada waktu Dia mati di kayu salib, menyerahkan nyawa-Nya sendiri untuk menebus kita masing-masing.
Alkitab menggambarkan suatu hubungan yang unik dan istimewa antara Tuhan dengan umat-Nya, di mana Yesus menyatakan diri-Nya sebagai gembala, sedangkan umat-Nya sebagai domba. Mengapa kita digambarkan sebagai domba, bukan binatang lain yang mungkin lebih kuat seperti kuda, gajah, singa, harimau dan sebagainya? Ini menegaskan keberadaan kita yang penuh kelemahan, ketidakberdayaan, mudah tersesat dan selalu berada dalam marabahaya. Karena kita seperti domba yang penuh kelemahan secara otomatis kita sangat membutuhkan gembala yang dapat membimbing dan menuntun kita ke jalan yang benar. Puji Tuhan kita mempunyai Tuhan Yesus yang menyatakan diri sebagai Gembala yang baik. Dalam keadaan terjepit karena menghadapi serangan orang jahat atau binatang buas gembala upahan lebih memilih menyelamatkan dirinya sendiri dan meninggalkan domba-dombanya dari pada menolong, karena orientasinya hanya kepada upah. Gembala yang baik justru rela mengorbankan nyawa-Nya bagi domba-dombanya.
Gembala yang sejati berusaha untuk memberi apa pun yang perlu Dia beri agar para domba-Nya sejahtera. Para Pemimpin Politik, Pemimpin Agama dan Pemimpin di mana pun harus meneladani Yesus sebagai pemimpin sejati yang melayani dan bahkan mengorbankan diri-Nya. Yesus ingin agar setiap pengikut-Nya memiliki pribadi dan karakter seorang gembala atau pemimpin yang tulus, setia, tekun, ulet dan bertanggung jawab. Yesus mengenal kita masing-masing secara mendalam, bahkan lebih baik dari pada kita mengenal diri kita sendiri. Dia tidak akan meninggalkan kita ketika hidup kita menghadapi masalah serius dan bahaya. Dia akan terus mengasihi kita bahkan saat kita menjadi domba yang tidak baik.

Share

Recommended Posts

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x