MERAYAKAN CINTA DALAM PERNIKAHAN

MERAYAKAN CINTA DALAM PERNIKAHAN

Bacaan : Kejadian 2 : 18 – 25

Membina suatu pernikahan yang indah dan harmonis merupakan idaman bagi setiap pasangan yang akan memasuki jenjang pernikahan. Apa yang ada dalam bayangan calon pengantin umumnya adalah semua hal yang akan terjadi indah-indah dan tanpa masalah. Tetapi ketika pernikahan telah disahkan dan sepasang pengantin baru mulai menjalani pernikahan mereka, maka mulailah timbul hal-hal yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan. Masalah demi masalah pasti akan timbul dalam suatu pernikahan, mulai dari masalah yang kecil hingga masalah yang besar. Dan seringkali suatu pertengkaran timbul disebabkan oleh masalah yang sepele, seperti menaruh barang tidak sesuai dengan keinginan sang suami atau isteri, cara menggosok gigi yang berbeda, cara tidur yang mengganggu, dan masih banyak lagi kebiasaan-kebiasaan masing-masing yang bisa memicu pertengkaran. Melalui Bulan Keluarga ini, kita di ingatkan sebagai pasangan suami dan isteri untuk mengingat kembali cinta kasih yang mula mula ada, hingga dapat membentuk sebuah keluarga sampai dengan saat ini.

Dan firman-Nya: Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Kejadian 2:24 dan Tuhan Yesus pun mengutip ayat tersebut didalam Matius 19 : 4 – 5, untuk mengingatkan pasangan suami isteri untuk tetap setia ditengah pergumulan dan tantangan hidup dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

Seluruh pasangan Kristen hendaknya memahami pernikahan sebagai sebuah perjanjian di hadapan Tuhan dan manusia. Perjanjian itu dikonkritkan dengan membacakan janji pernikahan. Janji nikah bukan sekadar formalitas tanpa makna. Janji itu juga bukan janji untuk menjadi sempurna. Akan tetapi, janji itu menyatakan komitmen untuk menjalani pernikahan sampai akhir. Dalam janji tersebut, tersirat kebulatan hati untuk mengerjakan pernikahan, termasuk berjuang mengobarkan cinta sampai maut memisahkan mereka. Oleh karena itu, kita perlu untuk: Pertama, memutuskan hidup takut akan Tuhan dan mengandalkan pertolongan-Nya, sehingga kita bisa tetap saling mencintai. Kedua, belajar menghargai dan mempercayai pasangan. Ketiga, memaafkan dan selalu mencintai pasangan nikah kita. Keempat, meningkatkan kuantitas dan kualitas waktu komunikasi serta mendengarkan pasangan. Semuanya adalah upaya – upaya kita sebagai pasangan suami dan isteri untuk dapat menjaga dan mempertahankan pernikahan yang telah Tuhan percayakan pada kita dan tentunya melalui hidup keluarga kita, terus dapat memancarkan kasih Tuhan dan menjadi saluran berkatNya bagi sesama.

Tuhan Yesus senantiasa memberkati hidup keluarga kita.

Warta 23/10/2016

Share

Recommended Posts

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x