Menjadi Pribadi yang Berkenan Kepada-Nya

Menjadi Pribadi yang Berkenan Kepada-Nya

Menjadi Pribadi yang Berkenan Kepada-Nya

Bacaan : 3 : 13 – 17

Kesetiaan Yesus menjalankan kehendak Bapa merupakan sikap penting yang perlu diteladani bagi kita umatNya. KehadiranNya di tengah umat manusia dengan merendahkan diriNya untuk melayani dan bukan dilayani. Tantangan dan tentangan dihadapi dengan tegas dan kasih. Ia tidak bergeming menghadapi godaan si Iblis yang menawarkan godaan-godaan yang menggiurkan. Yesus harus menghadapi para tokoh agama yang menentang ajaranNya dengan tetap mengedepankan kebenaran dan keadilan untuk mecelikkan mata yang buta dan melembutkan hati yang keras. Ia tetap fokus pada misiNya yaitu menyelamatkan manusia, sebagai ciptaan yang sangat dikasihiNya.

Yohanes pembaptis yang mempersiapkan jalan Tuhan Yesus berhadapan langsung dengan sosok yang rendah hati dan mengingatkan pentingnya ketaatan akan kehendak Allah. Bukan Yesus yang membaptis Yohanes namun sebaliknya. Yesus menjadi pribadi yang utuh dalam diri manusia untuk menjadi sosok yang perlu diteladani. Yesus tidak sekedar memberi contoh kehidupan pada murid-muridNya yang langsung melihat dan mengalaminya. Ia juga memberikan inspirasi bagi murid-muridNya untuk mempratikkan dan memberitakan ajaranNya pada umat manusia termasuk pada kita semua. Dalam ketaatan untuk memberi hidupNya bagi keselamatan manusia, Ia juga memberi teladan untuk bertindak dalam mengasihi manusia.

Peristiwa pembaptisan Yesus menunjukkan Trinitas Allah. Yesus diperlengkapi dengan Roh Kudus untuk memulai pelayananNya di dunia dan Bapa yang menyatakan berkenan kepada Yesus. Sudah seharusnya kita yang telah diselamatkan melalui karya penebusan Yesus juga meneladani hidupNya yang setia menuntaskan pelayananNya.

Hari ini kita kembali diingatkan untuk menjadi pribadi yang juga berkenan kepadaNya. Kiranya momen awal tahun baru ini menjadi resolusi secara pribadi bagi setiap kita untuk menjadi pribadi yang berkenan pada Tuhan. Dimulai dari hal-hal sederhana namun berdampak besar: setia pada kehendakNya dalam kehidupan rohani (berdoa dan membaca Firman), mengasihi sesama (senyum dan sapa orang di sekitar kita), hingga bersedia mengampuni orang lain, kemudian pada akhirnya mengambil peran untuk memberikan diri kita untuk melayani Tuhan. Selamat menjadi pribadi yang baru.

Share

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x