BERBAGI SYUKUR ATAS PENYERTAAN TUHAN

BERBAGI SYUKUR ATAS PENYERTAAN TUHAN

1 Korintus 8 : 1 – 13

Minggu yang lalu, kita meneladani Daud bagaimana agar mampu tetap bersikap tenang saat mengalami pergumulan yang berat. Minggu ini, kita belajar dari tokoh Alkitab lainnya, yaitu Rasul Paulus. Saat masih bernama Saulus, dia adalah seorang yang amat terdidik, memiliki pengetahuan luas mengenai agama Yahudi dan menjadi militan penentang keras kekristenan. Ketika bertobat dan menjadi Paulus, dia berubah drastis dan menjadi pelayan Tuhan yang setia hingga akhir hayatnya.

Apa yang dapat kita pelajari dari Paulus? Kita dapat belajar tentang bagaimana merespon berkat Tuhan yang kita terima lalu membagikannya kepada sesama berdasarkan kasih. Dalam bacaan yang menjadi perenungan kita minggu ini, Paulus mengajarkan bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dapat membuat orang itu menjadi sombong dan merasa lebih pintar padahal sebenarnya dia belum sepintar yang disangkanya. Paulus justru mengingatkan agar orang yang memiliki pengetahuan harus memanfaatkannya dengan kasih untuk membangun sesama manusia, bahkan termasuk jika hal itu mengorbankan kepentingannya sendiri.

Karunia dan berkat yang kita terima dari Tuhan memang dimaksudkan untuk digunakan, dikembangkan, dan dimanfaatkan untuk kepentingan sesama manusia. Ingat saja perumpamaan tentang talenta yang diajarkan Yesus. Karunia dan berkat itu berarti tidak boleh disimpan dan digunakan hanya untuk kepentingan sendiri. Berkat yang kita terima itu adalah bentuk penyertaan Tuhan dalam kehidupan kita yang harus kita bagikan kepada orang lain. Menjadi berkat bagi sesama.

Kita sudah sering mendengar ajakan untuk berbagi kepada sesama karena memang itu adalah identitas pengikut Kristus sebagai garam dan terang dunia. Ketika hal berbagi berkat ini juga sampai perlu mengorbankan kepentingan sendiri, maka mungkin hal itu menjadi pergumulan kita. Kadang kita mau berbagi tapi tidak mau mengurangi kenikmatan kita. Tetapi bukankah Alkitab mengajarkan kita untuk melakukannya? Kisah tentang seorang janda miskin yang memberikan persembahan dua peser di Bait Allah ataupun kisah seorang janda di Sarfat yang tetap memberi makan kepada Elia walaupun dia sendiri sedang berkekurangan, mengingatkan kita bahwa berbagi berkat dengan sesama adalah keharusan bagi umat percaya, tidak tergantung pada besar atau banyaknya berkat yang Tuhan berikan kepada kita.

Mari kita syukuri karunia dan berkat yang kita terima dari Tuhan, apapun bentuknya dan berapapun banyaknya, dengan memanfaatkannya secara bijak serta berbagi dengan sesama kita, walaupun itu akan mengorbankan kepentingan kita. Karena itulah yang dikehendaki Tuhan kita. Tuhan Yesus memberkati.

Share

Recommended Posts

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x